Hari ini terjadi obrolan yang menarik ketika saya makan
malam bersama teman-teman kampus, yang notabene sama-sama sedang dalam masa
tingkat akhir di bangku kuliah. Obrolan awalnya hanya berada di sekitar skripsi
dan kuliah. Dan seperti biasa, semakin lama obrolan pun semakin absurd. Akhirnya
topik obrolan pun sampai ke topik yang tak terhindarkan: pasangan (wisuda) ;)
Awalnya hanya membicarakan tentang salah satu
kelompok pertemanan di kampus yang mengadakan perjanjian akan mentraktir
teman-temannya jika tidak membawa pasangan di hari wisuda. Dan ini memicu ide
salah satu teman kami yang anti-mainstream, sebut saja namanya Hesi untuk
berinisiatif mengadakan perjanjian yang berbeda. Dan akhirnya jadilah perjanjian
seperti di bawah ini :D
Hal yang paling absurd dari perjanjian ini sebenarnya adalah
syarat dari sang ‘Pria Indikasi’ tersebut, yang tadinya hanya bermakna gebetan.
Makna ‘Pria Indikasi’ ini pun meluas menjadi pria yang diduga sedang mendekati
dan didekati. Tidak ada batasan yang jelas di dalamnya. Bahkan berdasarkan
percakapan tadi, jika pria indikasi itu bisa jadi orang yang sering
mention-mentionan di twitter. Haha. Betapa absurdnya. Sampai sekarang, saya
masih bingung kenapa kalau kita sering mention-mentionan di twitter dikatakan
sedang ‘PDKT’? Padahal bisa saja memang karena kedekatan sebagai seorang
sahabat. Yah, walaupun saya juga ketika mengkepoin seseorang dapat menduga dia
sedang dekat dengan seseorang melalui kuantitas mereka saling mention. Beberapa
dari hasil kepoan saya itu benar, namun ada juga yang salah. Ya, jadi mungkin
perlu diadakan riset terkait ini kali ya. Hoho J
Actually, menurut saya, sering saling mention di twitter
mungkin bisa jadi menunjukkan kedekatan, tapi tidak selamanya menjadi indikasi saling
gebet di dalamnya. Bahkan ‘Pria Indikasi’ saya adalah orang yang jarang saya
mention di twitter. Tapi, ini semua hanya untuk kesenangan belaka. Just for fun and not too mainstream. Mari
kita lihat siapa yang berhasil didatangi ‘Pria Indikasi”nya di hari wisuda
nanti. J
